defence military

welcome to defence military

Sabtu, 29 Oktober 2011

TNI AU Usulkan Polonia Jadi Pangkalan Militer

17 juli 2011


Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara (image : GoogleMaps)
MEDAN - TNI Angkatan Udara (AU) mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) agar Bandara Polonia tetap dijadikan sebagai pangkalan militer.

Usulan itu disampaikan Asisten Perencanaan KSAU, Marsekal Muda TNI Erry Biatmoko, ketika bertemu Gubernur Sumut, Syamsul Arifin, di Medan, hari ini.

Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin, malam ini, mengatakan, TNI AU mengharapkan, pihaknya tidak memindahkan pangkalan udara yang ada selama ini seiring perpindahan Bandara Polonia ke Kuala Namu, kabupaten Deli Serdang.

TNI AU mengharapkan lapangan di Bandara Polonia Medan dapat dijadikan lapangan militer cadangan di bagian Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Namun usulan itu masih dalam tahap konsep di jajaran Mabes TNI AU. "Masih dalam tahap dialog," katanya.

Meski demikian, katanya, Pemprovsu belum dapat memberikan jawaban atas usulan TNI AU tersebut. Namun pihaknya akan mengupayakan untuk memberikan solusi berupa mencari lokasi lain, yang dapat dijadikan pangkalan militer TNI AU.

Hal itu disebabkan Bandara Polonia dinilai tidak layak menjadi pangkalan militer karena berada di tengah kota.

Ketika ditanyakan tentang kemungkinan untuk "menggandengkan" Bandara Internasional Kuala Namu dengan pangkalan AU itu, Syamsul Arifin menyatakan hal itu tidak diperbolehkan. "Itu tidak boleh," katanya.

PT. DI Siap Kerjakan Heli Tempur TNI AD


29 oktober 2011

BANDUNG (bisnis-jabar.com): PT Dirgantara Indonesia siap memroduksi 21 unit pesawat helikopter militer untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Darat dengan nilai proyek US$235 juta.

Irzal Rinaldi Zailani, Asisten Dirut PT DI mengatakan, produksi pesawat tersebut terdiri dari 16 unit heli serbu Bell 412 EP senilai US$170 juta, dan 5 unit heli serang Bolco 105 senilai US$65 juta.

“Untuk 16 unit heli serbu Bell 412 EP sudah ada anggaran sebesar US$85 juta dari total anggaran US$170 juta. Anggaran untuk pesawat ini akan disediakan selama periode 2010-2014. Sedangkan anggaran untuk heli serang Bolco diambil dari anggaran yang tertunda pada 2009 lalu,” katanya, hari ini.

Irzal mengatakan perusahaan sanggup merealisasikan proyek pengadaan pesawat helikopter tempur itu sebab perusahaan memiliki sarana penunjang yang memadai untuk memroduksi pesawat tempur.

Secara rinci, kata dia, proses produksi pesawat dari awal hingga akhir telah memenuhi persyaratan TNI AD.

“Kerjasama PT DI dengan TNI AD dalam hal pengadaan pesawat, termasuk pengadaan heli tempur ini sudah terjalin sejak 2003 lalu,” tuturnya.

Akan tetapi, PT DI mengingatkan TNI AD terkait biaya produksi yang berpeluang melonjak karena ekskalasi harga komponen.

Dalam hal ini, kata dia, TNI AD harus berani memutuskan besaran jumlah unit yang akan diproduksi serta rentang jadwal pengalokasian anggaran untuk mengantisipasi ekskalasi harga komponen itu.

“Adanya faktor ekskalasi komponen ini harus diantisipasi, pengadaan single kontrak dengan dua tahun penganggaran dapat menahan ekslasi tersebut,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, PT DI juga menawarkan 3 unit airframe NC212-200 Miltrans kepada TNI AD yang salah satunya berfungsi untuk alat transportasi militer.

Dia berharap pengadaan tiga unit pesawat ini bisa masuk dalam daftar isian proyek TNI AD tahun anggaran 2012 dengan harga satu unit US$5,79 juta.

Hingga 2024, TNI AD Butuh 200 Helikopter


  29 oktober 2011

Helikopter Bell 412 buatan PT. DI (photo : Penerbad)
INILAH.COM, Bandung - TNI AD membutuhkan sekitar 200 unit helikopter berbagai jenis untuk menunjang kegiatan militer yang ditargetkan bisa dicapai pada 2024 mendatang.

Jenis helikopter yang dibutuhkan yakni helikopter serbu, angkut, dan komando. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya akan seoptimal mungkin menggunakan produksi PT Dirgantara Indonesia (DI).

"Sekarang masih pada tahap penjajakan dengan PT DI untuk mencapai kebutuhan jangka menengah sampai 2014, dan jangka panjang 2024," kata Wakil KSAD Letjen TNI Budiman kepada wartawan di sela-sela kunjungannya di hanggar PT DI, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis (14/7/2011).

Pemilihan heli buatan PT DI tersebut, kata Budiman, selain harganya lebih murah dibanding produksi luar negeri, jika dikerjakan industri dalam negeri akan menumbuhkan perekonomian Indonesia.

"Kami berupaya seoptimal mungkin gunakan industri dalam negeri. Pasti harga helikopternya lebih murah, dan secara ekonomi akan dinikmati warga negara kita, dan melalui produk industri dalam negeri devisa kita tidak banyak keluar," terangnya. Pihaknya pun akan memesan heli dalam jumlah besar sehingga harganya bisa lebih murah.

Enam Mil Mi-17 Perkuat TNI-AD


26 Agustus 2011

Helikopter Mil Mi-1V5 TNI AD (photo : dsay777)
Tangerang (ANTARA News) - Apron Skuadron Udara 21 Pusat Penerbangan TNI-AD di Pondok Cabe menjadi saksi peristiwa penting bagi militer Indonesia. Enam unit helikopter Mi-17 V5 Hip buatan Rusia resmi memperkuat sayap udara matra darat TNI.

Penyerahan secara resmi keenam unit helikopter angkut multi peran itu disaksikan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kepala Staf TNI-AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov.

Pemilihan Mil Mi-17 Hip buatan Kazan, Rusia, melalui perusahaan negara Rusia, Rosoboronexport, itu dilandasi hakekat berbagai operasi yang dilakoni militer Indonesia. Itu adalah operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Di Rusia, Mi-17 juga dikenal dengan nama Mi-8 dan diberi nama panggilan Hip oleh NATO.

Geografi Indonesia terdiri atas sekitar 17 ribu pulau, kata Yusgiantoro, sangat memerlukan dukungan moda transportasi; termasuk transportasi militer untuk menjangkau daerah-daerah yang tersebar itu, terutama daerah yang tidak bisa didarati pesawat besar maupun sedang.

"Beragam ancaman non tradisional kini makin tersebar pula. Mulai dari terorisme sampai separatisme yang memerlukan penanganan berupa pengerahan pasukan ke wilayah sasaran dengan cepat," katanya.

Dengan potensi bencana alam yang tidak kurang serius, katanya, eksistensi helikopter berdaya angkut 35 tentara infantri bersenjata lengkap itu juga bisa dialihkan ke dalam misi kemanusiaan, mulai dari pemetaan area bencana hingga evakuasi bahan bantuan hingga manusia dan peralatan yang diperlukan.

Dari sisi kemampuan angkut personel, "kelas" Mi-17 yang juga dikembangkan menjadi Mi-19 untuk komando penyerbuan pasukan, bisa disandingkan dengan Sikorsky CH-53D Sea Stallion. Namun harganya sangat jauh berbeda, dengan perkiraan harga pasaran Mi-17 pada 2010 ada pada kisaran 11 juta dolar Amerika Serikat per unit.

Tercatat Mi-17 ini telah beberapa kali mendarat dan lepas landas dari Bandar Udara Haliwen, Atambua, di NTT. Bandar udara perintis ini hanya belasan kilometer dari garis perbatasan Indonesia dengan Timor Leste (dalam bahasa Indonesia, Timor Timur).

"Jadi, dengan adanya helikopter ini sangat bermanfaat sekali," kata Yusgiantoro.

Dari sisi militer, Suhartono menyatakan, helikopter kelas menengah berat itu bisa digunakan pula untuk pengamanan perbatasan, baik untuk pemantauan, maupun pengerahan pasukan dan logistiknya.

"Helikopter ini juga bisa digunakan sebagai helikopter serbu dan angkut pasukan pada jumlah tertentu misalnya dalam rangka pengamanan perbatasan," katanya.

TNI-AD sendiri memiliki visi yang telah diamini pemerintah, bahwa kekuatan yang diperlukan Pusat Penerbangan TNI-AD untuk Mi-17 itu adalah 18 unit. "Kami mentargetkan 18 unit Mi-17 yang bermarkas di Skuadron 31 Heli Serbu sehingga satu batalyon pasukan dapat diangkut dalam waktu bersamaan," tuturnya.

Dasar perhitungannya adalah, helikopter legendaris buatan Amerika Serikat, Bell (Bell-205 dan Bell-402) yang dimiliki TNI-AD kurang mumpuni untuk kepentingan penggelaran pasukan infantri ke garis depan palagan. Seluruh Bell itu, diketahui hanya mampu mengangkut maksimal 1/3 kekuatan satu batalion infantri.

"Jadi helikopter ini sangat efektif apalagi TNI Angkatan Darat lebih banyak gelaran kekuatan di daerah perbatasan, daratan dan pegunungan," ujar Pramono.

Ivanov yang produk peralatan perang negaranya sejak beberapa tahun lalu dibeli Indonesia jelas sangat senang dengan penyerahterimaan Mi-17 itu. Mekanisme pembelian seluruh Mil, baik Mi-17 ataupun Mi-35P di tubuh Pusat Penerbangan TNI-AD memakai pinjaman negara Rusia kepada Indonesia.

"Besarannya 56 juta dolar AS dengan persyaratan yang sangat ringan dan menguntungkan Indonesia mengingat Indonesia merupakan mitra yang baik," katanya. (R018)

Cabinet Approves 2 New Black Hawks


06 Oktober 2011

Sikorsky Blackhawk UH-60M model (S-70A) helicopter (photo : Airliners)

The cabinet has approved the Defence Ministry's proposal to buy two new Black Hawk helicopters at a cost of 2.841 billion baht, using a previously tied-over budget for 2011-2013, deputy government spokesman Anusorn Iamsa-ard said on Tuesday.

The purchase will be funded from the previously tied budget over three years.
Of the total cost, 570 million baht has already been allocated from the 2011 budget, 789 million baht will be drawn from the 2012 budget and 1.482 billion baht from the 2013 budget.

Orignially, the Defence Ministry had sought funding to buy three UH-60L Black Hawk helicopters, but the UH-60L model had gone out of production. The ministry then settled on the UH-60M model, which is more expensive.

The original budget set aside for the procurement of the three UH-60L Black Hawk helicopters was enough to buy only two UH-60M Black Hawk helicopters, Mr Anusorn said.

SKADRON CN295 AKAN PERKUAT JAJARAN TNI-AU



Bandung, Jajaran TNI-AU dalam tiga tahun ke depan akan diperkuat Skadron CN295 dengan pesawat produksi terbaru dari kerja sama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military.

"Pemerintah akan melakukan pembelian pesawat CN295, rencananya untuk satu skadron yang ditargetkan pada semester I 2014 sebanyak sembilan pesawat itu sudah bergabung dengan jajaran TNI-AU," kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro didampingi Wakil Menhan Sjafrie Syamsudin di sela-sela kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI), di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Untuk pembelian pesawat yang merupakan pengembangan PTDI dengan Airbus Military itu, menurut Purnomo, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar 325 juta dolar AS dengan spesifikasi pesanan pesawat transportasi bagi TNI AU.

Penandatanganan nota kesepahaman komitmen pembelian pesawat itu dilakukan antara Kementerian pertahanan dengan PTDI.

Menurut Menhan, pembelian pesawat yang merupakan pengembangan dari pesawat CN235 produk PTDI itu juga bagian dari revitalisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia.

Uji coba penerbangan dalam negeri dilakukan oleh pilot TNI-AU untuk kebutuhan operasional TNI-AU, AD serta Polri seperti "loading" dan "unloading" kendaraan VVIP.

Pesawat itu juga sangat berguna untuk bantuan operasi kemanusiaan, penanggulangan bencana.

Selain itu, TNI-AU juga akan menambah dua skadron F-16 pada 2014 setelah DPR menyetujui hibah 24 pesawat tempur F-16 Blok 25 dari Amerika Serikat yang akan di upgradi setara dengan Blok 52.

"Ditargetkan pada 2014 sebanyak 16 pesawat F-16 itu sudah bergabung dan memperkuat skadron yang ada saat ini. Pesawat itu diupgradi setara Blok-52 berikut persenjataanya yang lengkap," katanya.

Selain itu, pembelian pesawat dari PTDI juga dilakukan untuk helikopter N-Bell dan Super Puma.

Lebih lanjut Menhan Purnomo Yusgiantoro yang juga Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyebutkan bahwa saat ini telah menghasilkan blue print revitalisasi industri pertahanan, dan bersama Komisi I DPR dibahan UU revitalisasi Industri Pertahanan.

"Kebijakan ini memiliki urgensi dan relevansi dengan kepentingan nasional menuju kemandirian," kata Purnomo.

Menteri menyebutkan, pada masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, selama lima tahun dialokasikan anggaran untuk memenuhi pengaraan, pemeliharaan dan perawatan alutsista sebesar Rp150 triliun.

"Peningkatan kemampuan alusista sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan mengamankan NKRI wilayah darat, laut dan udara nasional, disamping untuk menghadapi ancaman-ancaman non-tradisional," katanya.

Terkait kerja sama dengan PTDI dalam pengadaan pesawat terbang, menurut Purnomo merupakan realisasi dari pemanfaatan produk dalam negeri dalam pengadaan dan revitalisasi alutsista.

Menurut Menhan, PTDI mempunyai posisi strategis dalam konteks pertahanan, ekonomi, teknologi dan industri kedirgantaraan.




Sumber : Antara

PT Dirgantara Indonesia Kukuhkan Kolaborasi Produk Bersama Dirgantara Dengan Airbus Military Spanyol


Bandung, 26 Oktober 2011 – Seperti halnya Industri pertahanan lainnya, PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) adalah salah satu BUMN yang patut dikembangkan. PT DI juga dinilai memiliki posisi strategis baik dalam konteks pertahanan, ekonomi, teknologi dan industry kedirgantaraan.
Seiring dengan itu PT DI terus berupaya untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi badan usahanya setelah mengalami krisis beberapa waktu yang lalu. Upaya ini diwujudkan dengan kembali menggalang kerjasama industri pertahanan dirgantara dengan pihak luar negeri. Untuk menjawabnya saat ini PT DI menggandeng dan menjalin kerjasama perusahaan Kedirgantaraan Airbus Military dari Spanyol.

Adapun puncak dari kesepakatan kerjasama kedua perusahaan dirgantara ini ditandai dengan penandatanganan Nota pengukuhan kolaborasi strategis produk bersama yang dilakukan oleh Direktur PT DI, Budi Santoso dengan CEO. Airbus Military untuk TNI Domingo Urena Roso, Rabu (25/10) di hanggar PT. DI, Bandung

Pelaksanaan penandatanganan pengukuhan Kolaborasi tersebut mendapat kehormatan secara langsung dengan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu berkunjung ke PT. DI. Turut menjadi saksi dalam penandatanganan Nota strategis Kolaborasi itu,  Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), Purnomo Yusgiantoro.
Penandatanganan ini merupakan tanda bahwa Kedua pihak mengukuhkan kesepahaman dan keinginan untuk bekerjasama dan memantapkan skema kemitraan dalam rangka memproduksi bersama pesawat jenis Angkut Ringan CN-295.
Kolaborasi atau kerjasama kedua pihak ini semakin kental dengan ditandatanganinya Nota komersial tentang perjanjian untuk meningkatkan pemasaran pesawat C 212, CN-235 dan CN – 295 untuk kawasan Asia Pasifik yang dipercayakan kepada PT. Dirgantara Indonesia dari Airbus Military.
Sementara itu Kemhan yang diwakili Kabaranahan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo juga menjalin komitmen dengan PT DI dengan ditandatangani Nota kesepahaman dalam hal Komitmen Pengadaan Pesawat CN-295 untuk mendukung kebutuhan alutsista TNI Kedirgantaraan.
Penandatanganan Nota Kesepahaman lainnya yang dilaksanakan saat itu, yakni Letter Of Intent (LOI) dalam hal pemanfaatan Produk-Produk PT. DI., khususnya terkait dengan Alat Material Khusus (Alamatsus Polri)  antara kepolisian Republik Indonesia yang dalam hal ini dilakukan Asisten Kapolri Bidang Perencanaan umum dan anggaran Inspektur Jenderal Polisi Drs Pujianto, S.H  dengan Dirut PT. DI, Budi Santoso.
Pada kesempatan tersebut Menhan RI dalam sambutannya menjelaskan kolaborasi produk bersama antara PT DI dengan Airbus Military memiliki beberapa nilai manfaat seperti sebagai media bertambahnya kemampuan, beban kerja serta alih tekhnologi. Disamping itu menurut Menhan kerjasama ini juga dapat menghasilkan dan menyerap tenaga kerja lebih dari 2000 orang, dan memberikan dampak kepada efek financial dan manajemen untuk meningkatkan kinerja PT DI dan kemampuan bersaing di Asia Pasifik.
Adapun nilai manfaat lain dari kerjasama ini akan mendapatkan kandungan lokal, nilai tambah ekonomi dan menjadi produsen tunggal untuk Asia Pasifik serta mempunyai prospek pasar di Asia Pasifik, karena kebutuhan pesawat transport untuk ukuran sedang cukup tinggi di kawasan.
Masih di kesempatan yang sama Presiden SBY beserta rombongan pejabat pemerintah serta, para tamu undangan Duta Besar Negara tetangga juga disuguhkan dengan penampilan fly pass pesawat CN-295 serta demo penggunaan pesawat CN-295 untuk penerjunan personel dari Pasukan Kopassus dan untuk penerjunan barang. Selain itu Presiden SBY juga menerima paparan dari Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto seputar perkembangan proyek bersama antara Kemhan RI dan Korea Selatan dalam pembangunan pesawat KF-X / IF-X.
Mengakhiri kunjungannya ke PT DI, Presiden SBY meninjau stand komponen beberapa pesawat yang diproduksi PT DI, Statis Display Rantis dan Panser Anoa produksi PT Pindad, serta meninjau Statis Display dari pesawat CN-250 dan pesawat CN–295 sebagai produk kolaborasi PT. DI dengan Airbus Military yang telah diuji coba oleh pilot TNI AU.

Tahun 2014 TNI AU Diperkuat Alutsista Dirgantara Canggih


Bandung, DMC – Mulai semester I pada tahun 2014 sesuai dengan rancang bangun kekuatan pertahanan pada renstra I (2010-2014) TNI Angkatan Udara diharapkan telah diperkuat dengan beberapa Alutsista Dirgantara baru yang lebih kompleks dan canggih. Hal ini dapat dilihat dari upaya-upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI yang melibatkan beberapa pihak seperti pelaku industri Pertahanan, kalangan akademisi dan tenaga-tenaga ahli lainnya.
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro saat memberikan pembekelan kepada Perwira Siswa Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Udara Angkatan (Sesko AU) Angkatan XLVIII, Kamis (26/10) di Ksatrian Sesko AU. Dengan didamping Komandan Sesko AU, Marsda TNI Boy. Syahril Qamar, S.E Menhan memberikan pembekalan kepada 128 Pasis Sesko AU berpangkat Letkol dan Mayor dari beberapa kesatuan di Indonesia serta Siswa Manca  Negara yang berasal dari Amerika, Pakistan, Malaysia, SIngapura, Thailand dan Korea Selatan.

Diharapkan dengan adanya pembekalan Menhan ini para siswa dapat mengerti dan mengimplementasikan segala kebiajakan pertahanan sesuai dengan tugas dan fungsi yang di emban para siswa di satuannya masing-masing.

Sehubungan upaya pemenuhan Alutsista terbaru dan canggih ini Kemhan akan meng-upgrade sekitar 24 unit pesawat F-16 dengan Engine Block 25 menjadi Engine blok 52. 24 unit pesawat ini merupakan hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat yang telah juga disetujui oleh Anggota Komisi I DPR RI. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk mendukung upgrade tersebut sekitar 600 juta Dollar. Selain itu Kemhan juga akan melibatkan beberapa pihak termasuk tenaga ahli dari kalangan akademisi, peneliti serta kalangan pelaku industri pertahanan dalam negeri.
Menhan juga menambahkan TNI AU pada tahun 2014 juga akan diperkuat dengan 9 unit pesawat angkut jenis ringan terbaru CN – 295  hasil kerjasama antara Kemhan, PT. Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military Spanyol. Kedua perusahaan ini telah sepakat dan berkomitmen untuk menjalin kerjasama dalam pengadaan dan produk bersama pesawat CN-295 ini dengan menandatangani Nota Strategis Pengukuhan Kolaborasi Produk bersama Rabu lalu (25/10) di Hanggar PT DI.
Menhan mengatakan, untuk jangka yang lebih panjang lagi (Renstra II 2014-2015) Kemhan tengah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan dalam hal produk bersama pesawat tempur KFX / IFX sebagai pesawat tempur generasi ke 4 setengah.
Dijelaskan Menhan, saat ini di Korea terdapat sekitar 34 tenaga ahli Indonesia yang berasal dari personel TNI, ITB, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan tengah mengadakan tahap rancang bangun pesawat KFX / IFX. Rencananya sekitar 210 tenaga ahli Indonesia akan dikirim dengan berbagai fase produk bersama pesawat tersebut.
Dalam hal pengawasan dan pencegahan rencananya pada tahun 2104 untuk seluruh wilayah udara Indonesia, Kemhan berupaya untuk menutup dan melindungi wialayah udara ini dengan dilengkapi system radar yang canggih. Sementara ini peralatan pengawasan yang sudah ada saat ini adalah Integrated Marritym Survailance System yang dipasang di beberapa titik strategis wilayah Indonesia.
Menhan menjelaskan keseluruhan dari rancangan pembangunan kekuatan pertahanan untuk Renstra I juga telah ditentukan skala prioritas pemenuhan kebutuhan alutsista TNI. Adapun pembangunan kekuatan ini, khusus TNI AU telah mencakup unsur Striking force atau pesawat tempur seperti F-16, Sukhoi, F-5, serta Multifanction Force seperti pesawat Hercules, CN -295, CN -235.

Dankormar Baru


foto:jawapos
foto:jawapos
 - Komandan Korps Marinir (Dankormar) yang baru, Brigjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin, mulai ngantor di Surabaya. Kedatangan mantan wakil komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) itu disambut atraksi menembak oleh prajurit Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang kemarin (9/9).
Di sela-sela acara tersebut, Alfan dan istrinya, Nita Alfan Baharudin, unjuk kebolehan dalam menembak. Menggunakan pistol Sig Sauer P226, Alfan cukup jitu menancapkan peluru kaliber 9 mm ke sasaran berjarak 25 m. Nilai menembak Alfan kemarin lebih tinggi daripada pejabat Marinir lain. Pantas saja selama ini dia dipercaya mengawal wakil presiden.
Alfan diangkat menjadi Dankormar untuk menggantikan Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri. Jabatan itu secara resmi diserahterimakan pada 2 September lalu di lapangan apel Cilandak, Jakarta Selatan. Sebelum menjadi Dankomar, Alfan pernah menjabat komandan batalyon intai, wakil komandan Paspampres, dan kepala staf korps Marinir.
Selain disambut dengan atraksi menembak, dia menyaksikan gelar 5 ribu prajurit Marinir, mulai Pasmar-1, Kolatmar, dan Lanmar Surabaya. Dia terkesan dengan sambutan itu. Dia berpesan agar prajuritnya terus berlatih walau tak ada penugasan tempur.
Kesiapan tempur prajurit Marinir tampaknya mendapatkan perhatian serius dari Alfan. Pola latihan yang selama ini dilaksanakan bertahap tiap triwulan akan dipadatkan. Tujuannya, waktu latihan tempur bisa lebih panjang dan efektif.
Sebab, menurut Alfan, selama ini waktu latihan prajurit terlalu singkat. “Biasanya, dalam tiap triwulan, masa latihan tempur hanya seminggu. Nanti saya ganti langsung 21 hari agar manuver tempur anak-anak di lapangan bisa benar-benar terlatih,” ujar Alfan.
Selain itu, dia berjanji mengapresiasi seluruh prajurit yang aktif dalam kegiatan peningkatan kemampuan menembak dan bela diri.(sumber :jawapos )

Operasi Alpha, Kerjasama Rahasia Militer RI-Israel


A-4 Skyhawk (Foto: Wikipedia)
Jakarta - Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsda Djoko Poerwoko wafat di Brazil tanggal 9 Agustus 2011 pukul 22.30 waktu setempat. Keberadaan Djoko di Brazil untuk melakukan kunjungan ke Pabrik Super Tucano atas undangan pihak Embraer. Djoko terkena serangan jantung. Saat ini pihak keluarga masih menunggu kepulangan jenazah Djoko.

Djoko merupakan salah satu penerbang tempur handal TNI AU. Berbagai jabatan pernah diembannya. Dia pensiun pada 30 September 2006. Demikian keterangan pers dari Dispen TNI AU, Rabu (10/8/2011).

Banyak pengalaman penerbang tempur yang satu ini. Salah satunya adalah mengikuti operasi Alpha. Inilah operasi rahasia antara TNI dan Militer Israel untuk membeli 32 pesawat tempur A-4 Skyhawk, melatih pilot Indonesia di Israel dan menyamarkan pesawat tempur itu agar bisa dibawa pulang.

"Saat itu kebutuhan TNI AU untuk memperbaharui armada tempurnya. Pembelian ke Israel itu tentunya masalah sensitif. Proses pembeliannya diatur oleh petinggi ABRI saat itu Pak Benny Moerdani, sedangkan Pak Djoko Poerwoko adalah salah satu pilot yang dilatih di sana," ujar pengamat militer Mufti Makarim kepada detikcom, Rabu (10/8/2011).

Operasi ini digelar secara rahasia pada tahun 1980. Hingga kini, TNI tidak pernah mengakuinya. Saat itu TNI AU kekurangan pesawat tempur. Pesawat seperti F-86 dan T-33 sudah tua dan tidak bisa beroperasi maksimal. Amerika Serikat bisa memberikan 16 pesawat F-5 E/F Tiger II, tetapi hal itu dianggap belum cukup. Apalagi saat itu Indonesia harus menghadapi operasi militer lanjutan di Timor Timur.

Pihak intelijen mendapat informasi, Israel akan menjual 32 pesawat A-4 Skyhawk. Masalahnya tentu tidak sesederhana itu. Selain tidak ada hubungan diplomatik, pembelian pesawat tempur ke Israel juga akan menuai protes keras dari masyarakat. Tapi pihak ABRI memutuskan operasi terus berlanjut.

Setelah mengirimkan teknisi, 10 Pilot TNI AU diberangkatkan ke Israel. Bahkan 10 pilot itu tidak tahu mereka akan diberangkatkan ke mana. Dalam buku autobiografinya, Menari di Angkasa, Djoko Poerwoko menceritakan pengalamannya.

"Awalnya hanya mengetahui bahwa para penerbang akan belajar terbang disana. Informasi lain-lain masih sangat kabur," tulis Djoko.

10 Pilot tersebut berangkat dengan pesawat Garuda Indonesia dari Halim Perdana Kusuma ke Singapura. Setelah mendarat, di Singapura mereka dijemput oleh beberapa petugas intel ABRI. Mereka mulai sadar tidak akan diterbangkan ke AS, tetapi ke Israel. Sebuah negara yang sangat dibenci oleh masyarakat Indonesia.

Mayjen Benny Moerdani yang saat itu menjadi Kepala Badan Intelijen ABRI memberikan briefing. Ini misi rahasia. Jika misi gagal, pemerintah Indonesia tidak akan mengakui kewarganegaraan mereka. Benny juga memberikan pilihan jika ada yang ragu silakan kembali. Operasi ini dianggap berhasil jika pesawat tempur A-4 Skyhawk yang diberi kode 'merpati' sudah masuk ke Indonesia.

Berbagai pikiran berkecamuk di benak para pilot tersebut. Kaget dan bingung tentu saja. Tapi tidak ada yang mundur. Mereka pun diberi identitas palsu dan akhirnya siap diberangkatkan.

irbus & PT DI Kerjasama Memasarkan Produknya

 October 27, 2011

A



BANDUNG - Seperti halnya Industri pertahanan lainnya, PT. Dirgantara Indonesia (PT DI) adalah salah satu BUMN Industri Strategis yang patut dikembangkan. PT DI juga dinilai memiliki posisi strategis baik dalam konteks pertahanan, ekonomi, teknologi dan industri kedirgantaraan.

Seiring dengan itu PT DI terus berupaya untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi badan usahanya setelah mengalami krisis financial beberapa waktu yang lalu. Upaya ini diwujudkan dengan menggalang kerjasama industri dengan pihak luar dari Airbus Military Spanyol.

Puncak kesepakatan kerjasama kedua perusahaan dirgantara ini ditandai dengan penandatanganan Nota pengukuhan kolaborasi strategis produk bersama yang dilakukan oleh Direktur PT DI, Budi Santoso dengan CEO. Airbus Military Domingo Urena Roso pada Rabu (25/10) di hanggar PT. DI, Bandung

Pelaksanaan penandatanganan pengukuhan Kolaborasi tersebut mendapat apresiasi khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menjadi saksi dalam penandatanganan Nota Kesepahaman itu. Selain itu hadir pula Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), Purnomo Yusgiantoro.

Penandatanganan ini merupakan sinyal bahwa Kedua pihak setuju bekerjasama dalam memantapkan skema kemitraan serta dalam rangka memproduksi bersama pesawat jenis Angkut Ringan CN-295.

Kolaborasi kedua pihak ini juga diperluas dengan ditandatanganinya Nota komersial tentang perjanjian pemasaran pesawat C-212, CN-235 dan CN-295 untuk kawasan Asia Pasifik yang bakal dipercayakan pembuatannya kepada PT. Dirgantara Indonesia.

Di kesempatan yang sama Presiden SBY beserta rombongan pejabat pemerintah serta, para tamu undangan Duta Besar Negara tetangga juga disuguhkan dengan penampilan fly pass pesawat CN-295 serta demo penggunaan pesawat CN-295 untuk penerjunan personel Pasukan Kopassus dan penerjunan barang. Selain itu Presiden SBY juga menerima paparan dari Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto seputar perkembangan proyek bersama antara Kemhan RI dan Korea Selatan dalam pembangunan pesawat KF-X / IF-X.

Mengakhiri kunjungannya ke PT DI, Presiden SBY meninjau stand komponen beberapa pesawat yang diproduksi PT DI, Statis Display Rantis dan Panser Anoa produksi PT Pindad, serta meninjau Statis Display dari pesawat CN-250 dan pesawat CN–295 sebagai produk kolaborasi PT. DI dengan Airbus Military yang telah diuji coba oleh pilot TNI AU.

Sumber : DMC

AS Ingatkan Serangan Militan Pakistan

WASHINGTON--MICOM: Departemen Pertahanan AS (Pentagon) memperingatkan kondisi keamanan di Afganistan yang terus membaik bisa terancam serangan oleh kelompok militan dari wilayah Pakistan yang selama ini tidak tersentuh.

Pentagon mengatakan keamanan di Afganistan terus membaik dalam beberapa bulan terakhir, dan secara keseluruhan, serangan kelompok Taliban jauh berkurang.

Tetapi pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan, kemajuan itu terancam oleh meningkatnya kekerasan dari wilayah timur negara tersebut, yang dilakukan kelompok militan yang didukung dan dilindungi di wilayah Pakistan.

"Serangan dari kelompok militan Pakistan yang selama ini terlindungi itu merupakan ancaman serius," kata laporan Pentagon, Sabtu (29/10).

Dalam laporan tengah-tahunannya kepada Kongres, Pentagon mengatakan, keamanan yang makin langgeng itu juga terancam oleh masalah korupsi dan pertentangan politik di dalam tubuh pemerintahan Afganistan.

Wartawan BBC di Washington mengatakan, situasi seperti ini merupakan kabar buruk bagi Presiden Obama, yang akan mengikuti pemilhan presiden tahun depan.

Tahun ini, Presiden Obama telah memutuskan menarik 10.000 pasukan AS dari Afganistan, dan sisanya sebanyak 23.000 akan dipulangkan akhir September 2012. (BBC/OL

Senjata Kimia Rezim Khadafy Ditemukan


AFP Rudal simpanan rezim Moammar Khadafy yang ditemukan di salah satu bunker di Sirte, Libya.

TRIPOLI, KOMPAS.com — Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya menyatakan, pasukannya telah menemukan senjata kimia rezim Moammar Khadafy. Menurut NTC, hulu ledak senjata kimia itu sudah diamankan dan akan diselamatkan oleh sejumlah pakar.
"Senjata-senjata itu berasal dari era Khadafy dan kini dalam penjagaan ketat sampai semuanya diambil alih," kata seorang perwakilan NTC dalam pertemuan dengan perwakilan NATO di Qatar.
Temuan itu membuktikan bahwa Khadafy menolak menyerahkan senjata pemusnah massal atau weapons of mass destruction (WMD) meskipun pernah berjanji kepada Tony Blair dalam kesepakatan yang disebut "Deal in the Desert" pada 2004.
Saat itu Blair mengatakan bahwa dia memaksa Khadafy menghentikan program WMD. Proses perlucutan senjata itu tidak rampung karena pemberontakan pecah. Para pemberontak khawatir Khadafy akan menggunakan senjata mematikan itu terhadap mereka.
Ian Martin, ketua misi PBB untuk Libya, menyatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan bahwa sejumlah tempat baru untuk menyimpan WMD telah ditemukan sejak kejatuhan rezim Khadafy.
Martin menyatakan, rezim Khadafy telah "mengumpulkan persediaan rudal antipesawat terbesar yang pernah ditemukan".
"Ribuan di antaranya hancur selama operasi NATO. Namun, saya harus melaporkan kekhawatiran kami terhadap adanya penjarahan dan penyebaran MANPADS atau Man-Portable Air Defense System," kata Martin di hadapan 15 anggota Dewan Keamanan.
Martin mengatakan, banyak amunisi dan ranjau yang dijarah. Sementara itu, material senjata kimia dan nuklir kini dalam kendali pasukan NTC.
Para pakar internasional yang bekerja sama dengan NTC sudah mengidentifikasi lokasi-lokasi penyimpanan MANPADS yang sebagian besar berada di wilayah timur Libya. Martin menambahkan, ada ratusan tempat yang diduga sebagai tempat penyimpanan dan kini masih akan dipelajari.
Martin juga mengatakan, ranjau bertebaran di berbagai tempat di Libya. Sementara itu, di Sirte dan Bani Walid, dua kota pertahanan Khadafy, ditemukan rudal dan bom.
"Di Tirpoli, banyak stok senjata disimpan di permukiman, juga di sekolah dan rumah sakit. Senjata-senjata itu tampaknya dipindahkan oleh pasukan Khadafy untuk disembunyikan dari serangan NATO. Sampai saat ini, penyimpanan itu tidak aman," papar Martin.

TNI AU Anggap C-27 Spartan Unggul 22 Oktober 2011

C-27J Spartan buatan Alenia Italia (photo : jimdo)

Jakarta, Kompas - Terkait dengan penggantian pesawat angkut Fokker 27, TNI Angkatan Udara telah mencoba dua macam pesawat. Hingga saat ini, C-27 Spartan dianggap lebih unggul dibandingkan dengan Casa 295.

”Walau begitu, keputusan akhir tetap di Kementerian Pertahanan karena ada unsur PT Dirgantara Indonesia (DI),” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus dalam kunjungan ke harian Kompas, Jumat (21/10).
Dia mengharapkan PT DI bisa memenuhi kebutuhan operasi dari TNI AU. Pesawat angkut yang nanti dibeli pemerintah juga diharapkan bisa menangani kebutuhan angkut lebih daripada Fokker 27.

Azman memaparkan, ada dua opsi yang dievaluasi TNI AU berkaitan dengan penggantian Fokker 27 yang akan segera habis masa pakainya. Opsi itu adalah C-27 buatan Spartan dari Italia dan C-295 dari Airbus Military.

Menurut penelusuran Kompas, C-27 dengan daya angkut 10 ton bisa menempuh jarak 1.000 mil dengan kecepatan 300 km per jam. Adapun C-295 memiliki daya angkut 6 ton dengan jarak tempuh 1.000 mil dengan kecepatan 200 km per jam. Harga C-27 mencapai 42 juta dollar AS, sedangkan harga C-295 sebesar 31 juta dollar AS.

Baru-baru ini, Airbus Military bekerja sama dengan PT DI untuk perakitan C-295 dan pemasaran di kawasan Asia Pasifik. Dirut PT DI Budi Santoso mengatakan, dari rencana perakitan sembilan pesawat C-295, tiga akan dikerjakan di Spanyol, tiga di Indonesia, dan tiga lagi ditentukan kemudian. ”Waktu delivery-nya 2014,” kata Budi.

Sementara itu, sejumlah pesawat tempur dan persenjataan baru TNI AU akan mulai tiba awal tahun 2012. Satu skuadron pesawat tempur Super Tucano yang terdiri atas 16 pesawat akan datang pada Maret 2012 sebagai pengganti OV-10 Bronco yang di antaranya untuk mengawal perbatasan.

Pesawat tempur lain yang didatangkan adalah 24 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon varian A/B yang akan ditingkatkan kemampuannya. (ong/edn)

Sukhoi Dilengkapi Bom Pindad


23 Oktober 2011

Bom tajam BTN 250 buatan Pindad (photo : Pindad)
MAKASSAR – Sistem senjata jet tempur Sukhoi kini semakin komplet setelah dilengkapi bom tajam nasional BTN- 250 dan bom latih asap BLA-50 produksi PT Pindad.

Bom yang dalam katalog PT Pindad disebut dengan BT-250 ini, di dalamnya terdapat tritonal 90 kilogram dengan daya ledak dan hancur yang besar. Bom juga dilengkapi fuze pada ekor dan hidung bom,serta arming distance yang dapat diatur sesuai ketinggian pengeboman. Hal ini memungkinkan bom untuk dapat berfungsi pada segala jenis medan operasi. Bom untuk melengkapi sistem senjata jet buatan Rusia ini telah diperkenalkan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) Mabes TNI AU di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar. Presentasi dilakukan tim Dislitbangau Mabes TNI AU dipimpin Kasubdis Rudalsen Dislitbangau Kolonel Tek Noviardi Suryanto.

Bom Latih Asap BLA-50 buatan Pindad (photo : Pindad)
Dia didampingi Mayor Tek Ari Santoso, Mayor Tek Amin Bagiono, Kapten Tek Yogaswara, dosen Politeknik Bandung Singgih, serta staf dari PT Pindad. Pertemuan yang dihadiri Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama (Marsma) TNI Barhim itu,mendiskusikan penelitian dan penggunaan kedua jenis bom,termasuk mengenai prosedur dan parameter pengeboman Sukhoi. Misalnya kapasitas maksimal pesawat untuk single releasedan fight data recording.

Bom P-50, OFAB-100, OFAB-250 dan OFAB-500 produksi Rusia (photo : Vitaly V. Kuzmin)
Tak ketinggalan mengenai karakteristik aerodinamika kedua bom. Tim juga menerangkan mengenai tinjauan operasional dan teori dari kedua jenis bom tersebut. Menurut tim, BTN- 250 telah diteliti menyangkut kualitas dan jumlah pecahannya. “Juga bagaimana perkenaan dan daya tembusnya,” tutur Kolonel Tek Noviardi kemarin. Marsma TNI Barhim mengingatkan agar dalam kegiatan kajian bom dilakukan secara teliti dan saksama. Mereka juga harus memperhatikan faktor safety karena bom ini cukup berbahaya.

Landing Craft Ujicoba di Kolinlamil


21 Oktober 2011

Landing Craft dengan mesin waterjet sedang diuji-coba (photo : Poskota)
JAKARTA (Pos Kota) – Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, S.E. onboard di landing craft unit (LCU) dengan mesin pendorong water jet yang dibuat dengan peruntukan kapal perang jenis landing platform dock (LPD) yang diujicobakan di Kolinlamil, Jumat (21/10).
Pada kegiatan uji coba tersebut, turut onboard di dalam LCU Asrena Kasal Laksda TNI Sumartono, Aspam Kasal Laksda TNI Ir. Putu Yuli Adnyana, Asops Kasal Laksda TNI Hari Bowo, M.Sc., Pangarmatim Laksda TNI Ade Supandi, S.E., Pangkolinlamil Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., Dankormar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin, Kadismatal, Kadisadal, Kadislaikmatal, Kasarmabar, Kaskolinlamil serta Danlantamal III.
LCU yang diujicobakan merupakan prototype LCU produksi dalam negeri yang akan dipesan oleh TNI AL dan direncanakan akan ditempatkan di empat kapal perang jenis LPD milik TNI AL dengan berbagai kelebihan diantaranya menggunakan mesin pendorong water jet sehingga mampu bermanuver di area yang relatif sempit, dapat dioperasikan di perairan dangkal, daya angkut 100 pesonel atau 26 ton, kecepatan kosong 40 knots per mil laut/Nautical Mil, sedangkan kecepatan maksimum 28 knots, tidak bising, minim getaran, terbuat dari aluminium,
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melihat kemampuan yang dimiliki LCU propullsion water jet dan untuk menampung berbagai masukan guna penyempurnaan LCU yang akan dibuat untuk kapal LPD TNI AL sehingga dapat dioptimalkan penggunaannya dalam pelaksanaan operasi sesuai kebutuhan TNI AL selaku pengguna.

(PosKota)

PTDI Patok Produksi 250 Unit Pesawat CN295


26 Oktober 2011

BANDUNG: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan bisa memproduksi 200 unit hingga 250 unit pesawat CN295, proyek baru bersama Airbus Militery Industry untuk membidik pasar di Asia Pasifik.

Tahap pertama diproduksi sebanyak 9 unit untuk memenuhi pesanan dari Kementerian Pertahanan senilai US$325 juta yang ditargetkan selesai pada semester I 2014.

Dirut PTDI Budi Santoso mengatakan target produksi itu sangat realistis dengan menjadikan seluruh permintaan di pasar domestik untuk sipil dan militer sebagai pasar yang akan dipenuhi melalui produk CN295 yang merupakan pesawat multifungsi.

"Untuk memenuhi pesanan itu, proses produksi tidak menjadi persoalan lagi karena sudah ada suntikan dana cash melalui APBN 2012 senilai Rp1 triliun," katanya sesuai peresmian proyek pesawat baru itu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pabriknya di Bandung, hari ini.

Selain pesanan dari TNI, lanjutnya, produk anyar itu juga sudah dipesan Korsel sebanyak empat unit.

Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan kontrak pesanan CN295 senilai US$325 juta merupakan bagian dari rencana pembelian alutsista periode 2009-2014 yang disiapkan Rp150 triliun.

Menurut dia, pemerintah terus memberdayakan produk alutsista yang diproduksi oleh industri dalam negeri untuk mendukungan pengembangan industri strategis nasional.

Penuhi komitmen

Dia mengharapkan PTDI bisa memenuhi komitmen produksi sembilan pesawat itu pada semester I 2014.

Dia mengatakan pemerintah ingin PTDI dengan industri strategis lain bisa melakukan kebijakan-kebijakan yang inovatif dan menguntungkan supaya bisa kembali berkembang.

PTDI dengan Airbus Militery Industry yang menjadi mitra kolaborasinya untuk mengembangan tipe pesawat baru itu telah menandatangani nota kesepahaman memproduksi bersama sekaligus pemasaran ke kawasan Asia Pasifik.

Nota itu ditandatangani dihadapan Presiden Yudhoyono dalam acara kunjungan ke pabrik itu untuk meresmikan proyek produksi pesawat tersebut. (bsi)

(Bisnis Indonesia)

PT DI Targetkan Produksi 12 Pesawat CN Per Tahun


28 Oktober 2011

Ada 4 tipe pesawat angkut yang akan diproduksi PT DI yaitu : CN-295, CN-235, CN-212, dan CN-219. (photo : Militaryphotos)
Target 12 Pesawat per Tahun
BANDUNG – PT Dirgantara Indonesia (PT DI) optimistis mampu memproduksi 12 pesawat jenis CN untuk memenuhi kebutuhan pasar Asia Pasifik. Kesiapan ini berdasar kemampuan dan pengalaman yang dimiliki tenaga ahli perusahaan yang berbasis di Bandung tersebut menggarap pesawat jenis itu,termasuk CN-235.
Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengungkapkan, produksi CN-295 akan terlebih dulu dibuat di pabrik Airbus Military Industry di Spanyol. Selain untuk melatih teknisi, langkah tersebut diambil untuk memberi kesempatan bagi PT DI mempersiapkan investasi bahan baku dan alat.

Baru kemudian produksi bisa dilakukan di Indonesia. “Nantinya, PT DI akan bertanggung jawab pada proses final essambly CN-295 dengan komposisi bahan baku 50% oleh PT DI dan 50% oleh Airbus Military. Namun, untuk membuat CN-295, PT DI juga masih membutuhkan bahan baku dari negara lain. Seperti engine dari Kanada,avionik dari Amerika Serikat, dan beberapa komponen lain dari Spanyol dan negara lain, ”jelasnya.

Menurut dia,membuat CN- 295 nyaris sama dengan membuat CN-235. Yang membedakan adalah CN-295 lebih panjang tiga meter. Adapun produksi CN-295 pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) sendiri tidak ada perbedaan mendasar dengan struktur CN sejenis. Perbedaan hanya terdapat pada struktur tempat duduk yang di buat memanjang mengikuti panjang pesawat sehingga bisa membawa 70 pasukan serta barang dalam jumlah besar.

Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan pesawat terbang berplat merah itu secara resmi memulai kerja sama dengan Airbus Military pesawat CN-295. Pada tahap awal, PT DI akan memproduksi sembilan pesawat CN-295 untuk memenuhi pesanan TNI AU dengan nilai kontrak mencapai USD325 juta.

Perjanjian kerja sama produksi CN-295 antara PT DI dan Airbus Military disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden berharap kerja sama ini menjadi tonggak kebangkitan perusahaan yang pernah jaya di masa kepemimpinan BJ Habibie. Andi menggariskan, kerja sama PT DI dengan Airbus Military bukan hanya pada produksi dan pemasaran CN-295, tapi juga pada beberapa tipe CN lainnya, CN-235, CN-212–200, dan CN-219.

Dia optimistis empat tipe pesawat tersebut akan diserap pasar karena tiap tipe memiliki kelebihan berdasarkan kebutuhan suatu negara. Negara yang butuh pesawat dengan daya angkut kecil tapi lincah bisa memesan CN-219 dengan kapasitas 19 penumpang atau CN-212–200 dengan kapasitas 24 penumpang. Sementara bila kebutuhannya lebih besar lagi, bisa memesan CN-235 (42 penumpang) atau CN-295 (70 penumpang).

“Tapi kita akan lebih fokus memasarkan tipe CN-219.Selain investasinya tidak terlalu besar, hanggar yang kami miliki juga cukup untuk memproduksi beberapa pesawat sekaligus,” tegas dia. Ekonom dari Univesitas Padjadjaran Acuviarta Kurtubi mengatakan, pesanan sembilan pesawat CN-295 oleh Kemhan akan sangat membantu PT DI untuk bangkit dari keterpurukan sejak beberapa tahun silam.

Terlebih, dalam kurun waktu beberapa waktu ke depan, pemerintah akan membelanjakan sekitar Rp150 triliun untuk keperluan alat utama sistem senjata (alutsista). Peluang tersebut semestinya dimanfaatkan BUMN dalam negeri. “Namun, karena yang dijual adalah pesawat, pemerintah tetap harus campur tangan. Seperti halnya yang dilakukan AS.Penjualan pesawat tempur dilakukan pada pembicaraan tingkat tinggi,” jelasnya.

Salah satu hal yang bisa dikerjakan Pemerintah Indonesia adalah dengan menyertakan penjualan pesawat pada paket kerja sama ekonomi dengan negara lain seperti Afrika.

(Seputar Indonesia)

Uji Coba Kapal Induk China Sukses


24 oktober 2011

Kapal induk China saat uji coba (photo : Defencetalk)
BEIJING, KOMPAS.com - Kapal induk pertama China kembali ke pelabuhan setelah menyelesaikan dengan "mulus" uji coba yang dirancang untuk menguji kemampuan kapal itu, lapor kantor berita remsi Xinhua, Senin (15/8/2011).

Kapal sepanjang 300 meter itu merapat di pelabuhan Dalian di timur laut China, Minggu pagi, setelah uji coba selama lima hari. Uji coba itu telah memicu kekhawatiran internasional terkait perluasan jangkauan angkatan laut negara itu serta tujuan pengadaan peralatan militer semacam itu.

Uji coba kapal induk tersebut terjadi di tengah ketegangan terkait sejumlah sengketa wilayah maritim yang melibatkan China, terutama di Laut China Selatan. Kawasan Laut China Selata diyakini mengandung banyak minyak bumi dan gas alam dan diklaim oleh sejumlah negara.

Xinhua melaporkan, para pekerja pelabuhan menembakkan kembang api saat kapal itu, yang merupakan hasil rombakam atas kapal induk tua Soviet bernama Varyag, kembali ke pelabuhan. Xinhua menambahkan, kapal itu akan menjalani pengerjaan lebih lanjut dan pengujian.

"Uji coba yang dilakukan kapal induk itu pada pelayaran perdananya berjalan lancar," demikian kataXinhua. Tentara Pembebasan Rakyat China, militer aktif terbesar di dunia, sangat tertutup tentang program pertahanannya. Militer China mendapat manfaat dari anggaran dan belanja militer yang besar menyusul pertumbuhan ekonomi negara itu yang pesat. Awal tahun ini, China mengumumkan belanja militer naik 12,7 persen menjadi 601,1 miliar yuan (91,7 miliar dollar AS) pada tahun 2011.

Pada Januari terungkap, China mengembangkan jet tempur siluman pertama. Negara itu juga diketahui sedang mengerjakan rudal anti-balistik yang mampu menenggelamkan kapal angkatan laut AS yang paling kokoh.

Jepang baru-baru ini telah menyatakan keprihatinan terkait apa yang disebut "keburaman" anggaran militer China. Sementara Departemen Luar Negeri AS pekan lalu menyerukan kepada China untuk menjelaskan apa urgensinya negara itu punya sebuah kapal induk. "Telah merupakan bagian dari perhatian besar kami bahwa China tidak setransparan negara-negara lain," kata juru bicara Deplu AS, Victoria Nuland. "China tidak setransparan AS tentang anggaran militernya."

Beijing baru-baru ini hanya mengonfirmasi bahwa negara itu merombak kapal tua Soviet. Pihak China berulang kali menegaskan bahwa kapal induknya tidak untuk menimbulkan ancaman bagi negara tetangga dan akan digunakan terutama untuk tujuan pelatihan dan penelitian. Namun situs-situs berita yang dikelola kementerian pertahanan China memperlihatkan posisi yang berbeda empat hari lalu. Berita-berita dalam situs-situs itu menyatakan, kapal induk itu bisa digunakan menangani sengketa teritorial juga.

TNI AL Akan Ujicoba Tembak 3 Senjata Strategis


01 Maret 2011

KRI Diponegoro 365 (photo : Kaskus Militer)

JAKARTA (Pos Kota) – Sedikitnya tiga jenis senjata strategis terbaru TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat akan dilaksanakan uji coba penembakan. Ketiga senjata tersebut yakni Peluru Kendali (Rudal) Yakhont, Rudal Exocet MM 40 dan Rudal Penangkis Serang Udara Mistral.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, Selasa (01/3), saat memberikan pengarahan dihadapan 300 Pejabat TNI AL, Pangkotama, dan Perwira Menengah setingkat Kolonel Kotama wilayah Jakarta, di Gedung Serba Guna Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur.

Menurut Kasal, rencana uji coba penembakan Rudal Yakhont akan dilakukan dari KRI Oswald Siahaan-354, sebuah kapal perang TNI AL jenis Vanspeik, sedangkan Rudal Exocet MM 40 dan Rudal Penangkis Serangan Udara Mistral akan ditembakkan dari kapal tercanggih milik TNI AL saat ini jenis Sigma class KRI Diponegoro-365. “Ketiga senjata itu saat ini telah selesai diinstalasikan di kapal,” kata Kasal.

Pada kesempatan tersebut Kasal menginstruksikan kepada Perwira yang terlibat untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. “Siapkan dan rencanakan dengan sungguh-sungguh agar tugas yang diemban dapat berjalan dengan baik dan lancar,” tegasnya.

Pertemuan dan pengarahan Kasal yang dikemas dalam bentuk acara minum kopi ini digelar sebagai sarana silaturahmi antara Pemimpin TNI AL dengan para Pejabat Struktural di jajaran TNI AL, sekaligus merupakan sarana penyampaian informasi terkini serta media informill untuk mendiskusikan situasi dan kondisi TNI AL saat ini. “Diharapkan dengan diselenggarakannya acara ini hubungan tali silaturahmi di antara kita semua dapat lebih terjaga dan lebih erat, sekaligus akan didapatkan masukan yang bersifat bottom up demi kebaikan dan kemajuan kita,” kata Kasal.

Pada kesempatan tersebut, dalam rangka validasi organisasi, Kasal juga mengungkapkan tentang rencana peresmian beberapa Pangkalan Angkatan Laut (Lanal), diantaranya Lanal Morotai dan Lanal Saumlaki yang berkedudukan langsung di bawah Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon, kemudian Lanal Simeulue yang berkedudukan langsung di bawah Lantamal II Padang, serta Lanal Melonguane yang berkedudukan langsung di bawah Lantamal VIII Menado. “Diharapkan adanya beberapa Lanal tersebut akan dapat memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kemampuan dukungan kepada unsur-unsur operasional TNI AL serta guna menjamin tetap tegaknya keutuhan NKRI,” tambah Kasal.

Acara minum kopi dengan pejabat struktural TNI AL tersebut dihadiri pejabat TNI AL antara lain Irjenal Laksda TNI Harry Yuwono, SMN, Asops Kasal Laksda TNI Slamet Yulistiono, Aspers Kasal Laksda TNI Bambang Budianto, Asrena Kasal Laksda TNI Among Margono, SE, Koorsahli Kasal Laksda TNI Adi Prabawa, S.IP, M.M., serta Kadispenal Laksma TNI Tri Prasodjo.


(Pos Kota)

Presiden Minta Pindad Produksi Rantis Varian Baru


26 Oktober 2011

Kendaraan taktis kerjasama dengan Prancis dan PT Pindad turut dipamerkan pada kunjungan presiden ke Bandung (photo : Kompas)
Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta PT Pindad untuk memproduksi kendaraan taktis (rantis) varian baru untuk type 3/4 ton 4x4 untuk memenuhi kebutuhan TNI dan Polri.

"Kendaraan taktis type baru seperti ini akan dibutuhkan, saya minta dalam dua bulan ke depan Pindad sudah bisa memberikan paparan prototipe-nya," kata Presiden Yudhoyono disela peninjauan panser produksi Pindad di halaman hanggar PTDI di Bandung, Rabu.

Presiden yang melakukan peninjauan bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI, Kapolri, Gubernur Jabar dan sejumlah pejabat BUMN Strategis itu cukup lama mengamati dan bertanya spesifikasi dari prototype panser Rantis 3/4 ton 4x4 yang dipajangkan di sana.

Ia meminta Dirut PT Pindad Adik Aviantono Sudarsono untuk memberikan paparan kesiapan dan proses produksi panser rantis varian terbaru itu pada kunjungannya ke PT Pindad yang Desember 2011 mendatang.

Sementara itu Direktur PT Pindad, Adik Aviantono Sudarsono menyebutkan, panser rantis 3/4 ton 4x4 tersebut baru diproduksi satu unit oleh PT Pindad dengan kerjasama dengan pabrikan Renault dari Prancis.

"Panser itu sasis dan mesinnya dari Renault, sedangkan body dan komponen lainnya dibuat sendiri PT Pindad. Saat ini baru satu unit, namun pemesannya sudah ratusan," kata Adik Aviantono.

Panser Rantis dengan empat ban tersebut merupakan kendaraan taktis yang diperuntukan di medan yang tidak terlalu berat. Kendaraan militer dengan kapasitas mesin 4.700 CC tersebut memiliki mobilitas yang tinggi serta lincah.

"Kendaraan itu cocok untuk TNI AD, AU atau kepolisian, mobilitasnya tinggi dan pas untuk patroli di airport dan operasi darat. Namun belum amfibi," kata Adik.

Ia mengakui, untuk memproduksi panser rantis varian baru itu, PTDI tidak terlalu sulit. Pasalnya merupakan varian turunan dari Paner Anoa yang selama ini diproduksi oleh perusahaan itu.

Rantis 3/4 ton itu turunan dari Panser Anoa, tidak akan terlalu terkendala dalam pengembangannya," katanya.

Tampilan Rantis 3/4 ton 4x4 tersebut lebih garang, tangguh dan lebar. Spesifikasinya lebih besar dari kendaraan taktis 4x4 yang ada saat ini. Menurut Adik, saat ini masih dalam pengembangan, dan bila tidak ada halangan rantis varian baru produk Pindad itu sudah bisa dituntaskan pada 2014.

Sementara itu, dalam program revitasasi alutsista mendapat sejumlah pesanan kendaraan tempur dan kendaraan taktis, disamping persenjataan dan amunisi.

Untuk kendaraan tempur dan taktis, PT Pindad mendapat pesanan produksi Panser Anoa sebanyak 55 unit, Panser 5 ton 330 unit, Panser 2,6 ton 660 unit dan tank 52 unit.

Selain memenuhi kebutuhan kendaraan tempur dan taktis, Pindad juga mendapatkan pesanan Panser Anoa dari Malaysia.

Sementara itu Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengharapkan Pindad tetap eksis dan mengembangkan produk dan varian baru dari kendaraan tempur dan taktis yang ada saat ini sehingga bisa bersaing di pasar global.

"Pindad harus menjadi perusahaan dengan produk berkelas dunia, dimana produknya seperti Panser Anoa dan yang lainnya menjadi bagian dari berbagai operasi internasional," kata Menteri Pertahanan menambahkan.

Korphaskas akan Mendapatkan Meriam Oerlikon 35mm Dilengkapi Chiron


17 Oktober 2011

Meriam anti serangan udara 35mm (photo : Militaryphotos)
Komandan korpaskhas : prajurit jangan terlena dengan prestasi

ANTARAJAWABARAT. - Komandan Korpaskhas TNI Angkatan Udara, Marsma TNI Amarullah meminta seluruh pasukan Korpaskhas tidak terlena dengan sejumlah prestasi gemilang yang telah kesatuan baret jingga tersebut karena tantangan kedepan akan semakin berat.

Komandan Korpaskhas mengatakan itu saat memimpin upacara HUT Korpaskhas ke-64 di Lapangan Markas Komando Korpaskhas Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin. "Terus tingkatkan kemampuan diri dengan berlatih keras dan disiplin. Keberhasilan Korpaskhas dalam penugasan menunjukkan betapa pentingnya sebuah profesionalisme bagi seorang prajurit. Salah satu esensi dari peringatan HUT ini adalah tekad melakukan yang terbaik bagi masyarakat bangsa dan negara," ujarnya.

Penerjunan 13 prajurit TNI AU dalam mengusir penjajah di Sambi Kotawaringin, Kalimantan Tengah pada tahun 1947 merupakan merupakan tonggak sejak yang perlu terus dikobarkan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam setiap menjalankan tugasnya prajurit Korpaskhas harus selalu mengamalkan prinsip bekerja tanpa memperhitungkan untung dan rugi.

"Korpaskhas sebagian bagian dari TNI AU telah banyak memberikan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara. Terlebih pada saat penjajahan Belanda. Korpaskhas telah ikut menyatukan sejumlah wilayah ke dalam NKRI," ujarnya.

Satuan yang dulu dikenal dengan Korp Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) telah ikut aktif dalam pengabdian bangsa dan negara termasuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana alam. Terakhir Korpaskhas berhasil menemukan bangkai pesawat NC 212 di kawasan Bahoro, Sumatra Utara.

LIG Nex1 Chiron rudal pertahanan udara (photo : KDN)

Adapun pengembangan alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dilakukan Korpaskhas adalah melengkapi diri dengan persenjataan QW-3 yang terus dimantapkan melalui latihan-latihan pengoperasiannya.

Tak hanya itu, untuk kedepannya pun akan mendatangkan penangkis udara kanon Oerlikon Kaliber 35 mm yang dilengkapi dengan radar dan rudal jarak pendek Chiron. Diharapkan pada akhir 2012 alutsista tersebut terus bertambah.

Pada upacara peringatan HUT Korpaskhas itupun digelar pertunjukkan senam balok yang bermakna uji ketahanan, ketangkasan dan kekuatan prajurit Korpaskhas dan atraksi "pasukan terjun payung" sebanyak 64 prajurit dengan membawa berbagai atribut kesatuannya.

Yonkav Kalimantan Timur Akan Diperkuat Dengan Leopard 2


20 Oktober 2011

Tank Leopard 2 buatan Jerman (photo : Militaryphotos)

Dandim 0903/TSR Dampingi Tim Mabesad Tinjau Rencana Pembangunan Batalyon Kavaleri di Tanjung Selor

Tanjung Selor - Komandan Kodim 0903/Tanjung Selor Letnan Kolonel Inf Gema Repelita mendampingi Tim dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) meninjau rencana pembangunan Batalyon Kaveleri TNI AD di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltim. Kegiatan peninjauan tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 17 hingga 18 Oktober 2011.

Tim dari Mabesad yang melaksanakan kunjungan adalah Kolonel Inf Suyatno Paban III/Binorg Sopsad, Letkol Czi Haryono Pabandya 2/Pangkalan Slogad, Mayor Kav Susanto Kabag Binmat Sdirlitbang Pussenkav dan Mayor Arm I Gusti Agung Putu S Pabanda Binorg Spaban III Sopsad.

Selain Dandim 0903/Tsr turut mendampingi Tim dari Mabesad tersebut Kasbrigif 24/BC Letkol Inf ST Agus Santoso. Direncanakan Yonkav Kodam VI/Mlw mulai dibangun tahun 2012 berdampingan dengan Mabrigif 24/BC dan direncanakan menggunakan ranpur tank Leopard 2 type Main Battle tank buatan Jerman dengan spesifikasi berat 62,3 ton, panjang 9,97 meter dan lebar 3,75 meter.

Debut MRAP Baru Kopassus


27 Oktober 2011

Mamba Mark II MRAP 4x4 buatan BAE Systems Land Systems OMC, unit bisnis BAE Systems di Afrika Selatan (all photos : ARC, Audryliahepburn)

Setelah MRAP Casspir dimiliki Kopassus, belum ada lagi kabar kendaraan sejenis yang akan diakuisisi oleh TNI. Namun pada tahun akhir tahun 2006, bersamaan dengan diselenggarakannya pameran pertahanan Indodefence 2006, muncul berita bahwa BAE System menawarkan MRAP tipe RG-31 Nyala dan RG-32 kepada TNI.

Tidak ada kabar mengenai disetujui tidaknya sodoran kendaraan MRAP tersebut, namun Majalah Commando edisi Mei 2010 memergoki satu kendaraan MRAP yang mirip RG-31 ketika sedang berkunjung ke markas Kopassus.

Beberapa hari yang lalu menjelang diadakannya Latihan Gabungan Anti Teror 2011, foto kendaraan MRAP tersebut beredar di forum-forum militer. Pada hari ini kendaraan tersebut resmi diperlihatkan kepada publik dalam Latihan Gabungan Anti Teror TNI-Polri 2011.



Menilik dari bentuk fisiknya terutama grille depan, lampu depan, dan ban cadangan di bodi sebelah kiri maka kendaraan ini dapat diidentifikasikan sebagai Mamba, dan melihat dari kaca samping bagian belakang yang hanya terdiri dari satu ruas, maka dapat dipastikan bahwa kendaraan ini adalah Mamba Mk II MRAP buatan Afrika Selatan.

Mamba dibuat oleh Reumech OMC, pabrikan dari Afrika Selatan, pabrikan ini sempat mengalami proses akuisisi beberapa kali dimulai oleh Vickers, Alvis dan terakhir oleh BAE Systems dan namanya pun berubah menjadi BAE Systems Land Systems OMC.

Mamba Mk II sebagai kendaraan ringan 4x4 ditenagai oleh mesin diesel Mercedes Benz 352N 6-cylinder sehingga kendaraan dapat dipacu hingga kecepatan 102 km/jam. Sebagai kendaraan MRAP (Mine Resistant Ambush Protected), kendaraan ini mempunyai lambung baja berbentuk V untuk melindungi penumpangnya dari ledakan ranjau anti tank.

Kendaraan ini mempunyai berat 6,8 ton, dengan bodi monocoque dan mempunyai ground clearance 41cm. Standar proteksi Mamba pada lambung baja dan kacanya dapat memberikan perlindungan terhadap tembakan senjata dengan amunisi ukuran 5,56 × 34 mm dan 7,62 × 51 mm serta perlindungan opsional terhadap amunisi tipe armour–piercing ukuran 7,62 × 51 mm standar NATO.


Memang terdapat tiga kendaraan MRAP yang mirip satu sama lain yaitu : mamba, Nyala, dan Reva. RG-31 Nyala adalah pengembangan lebih lanjut dari Mamba Mk II oleh Land Systems OMC, sedangkan Reva adalah pengembangan oleh ICP dengan mesin penggerak Merek Cummins sejak varian Mamba Mk I. Reva telah dipakai oleh Angkatan Darat Thailand dan dioperasikan di wilayah konflik Thailand Selatan.

Selain Mamba, Kopassus juga mengoperasikan kendaraan MRAP Casspir yang sama-sama buatan Afrika Selatan. Casspir diproduksi oleh TFM yang selanjutnya diakuisisi oleh Reumech OMC dan akhirnya menjadi Land Systems OMC. Casspir tergolong MRAP berukuran sedang.

Dalam mengangkut personil Mamba mampu membawa 9 personil plus 2 crew, sedangkan Casspir yang mempunyai bobot 10,88 ton dapat membawa lebih banyak lagi yaitu 12 personil plus 2 crew.

Kendaraan ini pantas digunakan oleh Sat-81 Gultor Kopassus, karena akan memberikan perlindungan maksimal pada prajurit yang telah dididik dengan biaya mahal.

(Defense Studies)

Hornets, Typhoons Join Malaysian Exercise


28 Oktober 2011

A RAF Eurofighter/Typhoon takes off in the early morning heat at RMAF Base Butterworth. (all photos : Aus DoD)
Eurofighter Typhoons from the Royal Air Force's 6 Sqn have joined aircraft from four other nations in Malaysia for exercise "Bersama Lima 2011".

A RAAF A30 Boeing 737 AEW&C returns to RMAF Base Butterworth after completing its tasking for the day.

The Royal Australian Air Force sent Boeing F/A-18A fighters and a 737-based Wedgetail airborne early warning and control system aircraft to participate in the manoeuvres that are being conducted from Butterworth air base in Penang.

Royal Malaysian Air Force involvement includes use of its F/A-18Ds and RSK-MiG-29s, while New Zealand and Singapore are also taking part.

A formation containing a Malaysian F/A-18D Hornet, a MIG 29 and an Australian F/A 18 Hornet fly over the Penang region of Malaysia, the flight was organized as a prelude flight to Bersama Lima 2011.
The UK is leading efforts to promote the Typhoon to Kuala Lumpur, which has identified a need to replace its MiG-29s that have become increasingly expensive to support.

The topic is likely to be high on the agenda at the Langkawi International Maritime and Aerospace exhibition, which will take place in early December. Other candidates could include the F/A-18E/F Super Hornet.

PESAWAT BUATAN INDONESIA CN235 Diharapkan Jadi Pesawat Patroli Dunia

Kamis, 27 Oktober 2011






Pesawat CN235 produksi kerja sama antara PT. Dirgantara Indonesia dengan CASA Spanyol diharapkan menjadi pesawat patroli maritim yang digunakan oleh semua negara.

"Itu cita-cita kami," kata Dirut PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso pada serah terima hasil pengujian model aerodinamika pesawat udara N219 dari BPPT kepada PT DI di Jakarta, Selasa....


Ia membantah produksi pesawat CN235 tidak berlanjut, karena saat ini PT DI sedang mengerjakan empat unit CN235 pesanan Korea Selatan untuk patroli pantai (coast guard), untuk beberapa negara lain yang tertarik dan untuk kepentingan dalam negeri TNI AL.


Pada Desember 2009 TNI AL diberitakan membeli tiga unit CN-235 MPA sebagai bagian dari rencana memiliki enam pesawat MPA sampai tahun 2014.

"CN235 sampai kini banyak dibutuhkan untuk kepentingan negara yang mengkhawatirkan permasalahan bajak laut, penyelundupan, atau imigran gelap, khususnya karena pesawat setipenya seperti Buffalo tidak diproduksi lagi," katanya.

Bahkan, untuk mengawasi Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang dipersengketakan sejumlah negara, baik Tentera Diraja Malaysia maupun Brunei sama-sama mengerahkan pesawat CN235 buatan PT DI, ujarnya dengan bangga.

Saat ini masih beroperasi sekitar 50 pesawat CN235 di berbagai negara buatan PT DI dan sekitar 150 unit CN235 buatan Casa Spanyol.

CN235 versi Patroli Maritim dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi serta mengakomodasi rudal.

Saat ini PT DI baru saja menyelesaikan uji model aerodinamika pesawat perintis N219 berkapasitas 19 penumpang di BPPT yang sangat sesuai dengan kondisi kepulauan dan pegunungan Indonesia.

Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pengerjaan pesawat N219 dengan mesin Pratt & Whitney ini sudah selesai 35 persen, tinggal tahap tersulit persoalan pendanaan yang diharapkan menemukan solusinya pada 2011 untuk menyelesaikan 65 persen sisanya.

Di Indonesia, disebutkannya, ada 715 airport dan airfield, namun 72 persen runawaynya hanya memiliki panjang di bawah 800 meter. Sedangkan untuk penerbangan perintis terdapat 118 rute di 14 provinsi dengan 89 bandara.

Boeing Tawarkan Produk & Kerjasama Pembuatan Komponen



12 Februari 2011
Maret 2006 Boeing menawarkan Chinook bekas dengan harga 15 juta USD sebagai pesawat helikopter multifungsi karena selain bisa mengangkut pasukan dalam jumlah yang besar dan kendaraan ringan juga dapat dipakai untuk mengatasi berbagai jenis musibah alam (photo : Worldwide Military)

Menhan Menerima Kunjungan Presiden Boeing Int’l Corp Asia Tenggara

Jakarta-DMC, Menteri Perthanan RI, Purnomo Yusgiantoro , Rabu (10/02), menerima kunjungan Presiden Boeing Int’l Corp Asia Tenggara, Mr. Ralph L Boyce, beserta pendampingnya Senior executive Director S.E. Asia Region, Richard M. Hutehinson dan Vice President Asia Pasific, Joseph H.Song di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Maksud kedatangan Mr. Ralph L Boyce yang merupakan matan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia tahun 1999-2002, adalah untuk menawarkan kerjasama untuk penjualan pesawat terbang bagi kepentingan pertahanan.

Perusahaan penerbangan Boeing adalah perusahaan milik Amerika Serikat yang telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan pesawat internasional, termasuk salah satunya dengan PT DI. Bentuk kerjasama dengan perusahaan pembuatan pesawat terbang beberapa Negara tersebut, yaitu memberi kesempatan membuat bagian tertentu dari pesawat Boeing.

Menanggapi maksud dari kunjungan ini, Menhan RI menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan pesawat dengan sistem multi fungsi tidak hanya digunakan untuk tujuan perang (Strike), tetapi pesawat ini juga digunakan untuk operasi selain perang seperti contohnya adalah untuk angkutan logistik, sehingga Menhan mengharapkan agar dapat dikirimkan prototype yang dihimpun dalam list penawaran.

Pada kesempatan ini juga Menhan saat menerima tamunya menjelaskan tentang adanya rencana pelaksanaan pameran Indo Defence pada akhir tahun 2010, untuk itu Menhan mengharapkan pihak Boeing juga dapat ikut berpartisipasi di dalam pemeran tersebut.

TNI di Lebanon Dapat Kendaraan Tempur Baru



9 April 2011

Panser Anoa 6x6 untuk misi PBB (photo : TNI)

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 13 unit kendaraan tempur "ANOA" buatan PT Pindad tiba di Lebanon, untuk mendukung Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL dalam misi perdamaian PBB di wilayah itu.

Ke-13 unit kendaraan tempur itu, diangkut menggunakan kapal tanker PBB dari Tanjung Priok Jakarta dan tiba pada awal April 2010," kata Dansatgas Konga XXIII-D/Unifil, Letkol Inf Andi Perdana Kahar, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, dibandingkan kendaraan tempur VAB buatan Perancis yang selama ini dioperasikan Kontingen TNI, kendaraan tempur "ANOA" memiliki beberapa kelebihan, antara lain jumlah roda sebanyak enam buah, adanya kelengkapan GPS dan kamera video di bagian belakang kendaraan.

Tak hanya itu, "ANOA" juga memiliki pintu belakang yang dapat dioperasikan secara manual maupun hidrolik serta dua buah pintu darurat di bagian kanan dan kiri kendaraan, kata Andi.

Untuk mengawaki dan perawatan ke-13 unit kendaraan tempur baru itu, hadir pula 18 orang personel TNI, terdiri dari lima orang teknisi kendaraan tempur dari kesatuan Bengpuspal TNI AD, dua orang pengemudi kendaraan tempur dari Yonkav 1/1 Kostrad serta 11 orang pengemudi kendaraan tempur dari Yonkav 7 Kodam Jaya.

Tentang keberadaan VAB Perancis yang selama ini digunakan Kontingen TNI, Mabes TNI belum memutuskan untuk menarik kembali ke Tanah Air.